Sunday, April 24, 2011

CERITA TENTANG KETULUSAN

Sebuah hubungan adalah sebuah hal yang mau tidak mau harus kita jalani sebagai manusia. Jika kita berinteraksi secara normal, maka kita PASTI harus berhubungan dengan orang lain dalam keseharian kita. Baik itu formal, maupun non formal, kita secara otomatis seringkali dituntut untuk selalu berhubungan dengan orang lain.
Di pekerjaan yang saya lakukan, saya selalu dituntut untuk dapat fleksibel dalam bersikap dan membina sebuah hubungan, apalagi jika hubungannya dengan klien. Sudah menjadi “rahasia umum” jika menghadapi klien/customer, biasanya sih kalo yang belum terbiasa akan banyak “menggerutu” karena mereka memiliki karakter yang unik-unik, dari yang baik banget sampe yang tega banget, sampe ada juga yang “aneh” banget perilaku nya. Tapi buat saya itulah dinamika yang justru sangat saya sukai

Terlepas dari kategori yang manapun mereka, saya selalu memiliki sebuah prinsip:
KUNCI SEBUAH HUBUNGAN ADALAH KETULUSAN

Bagi saya jika kita betul-betul tulus, maka pihak kedua akan dapat merasakan bahwa kita sungguh-sungguh tulus dalam memahami, mendengarkan, dan berusaha untuk memahami mereka.  Saya kira semua manusia pada dasarnya memiliki sebuah keinginan yang menurut saya “agak egois”, yaitu: ingin didengarkan, ingin dipahami, dan ingin dimengerti tanpa kecuali, walaupun sebagian orang seringkali tidak ingin mengakuinya, atau terlalu “gengsi” untuk mengakui bahwa dirinya egois... Hahaha... IMHO yaaaa.....

Sifat ini tidak terkecuali juga ada pada diri saya (hey, I’m 2nd children from 2 siblings, just have 1 big bro and I’m the only daughter from my mom and dad), tapi pengalaman hidup mengajarkan kepada saya, bahwa jika saya ingin menjadi lebih dewasa, lebih berpengetahuan, dan lebih luas dalam pergaulan, maka sedikit demi sedikit saya harus berusaha untuk tidak egois dan mulai berusaha memahami orang, benda, dan situasi di sekitar saya.

Untuk memahami apa yang terjadi, ada beberapa tips, jika pantas disebut tips yaaa... ;)
1.       Tahan keinginan untuk mendominasi
Pada awalnya untuk saya sangat suliiiittttt sekali melakukan hal ini, karena saya dibesarkan di keluarga yg “mengistimewakan” saya dalam berbagai hal, tapi seiring dengan berjalan nya waktu saya belajar bahwa mendominasi semua pembicaraan hanya akan membuat lawan bicara “malas” untuk bicara.
2.       Buka mata, telinga dan hati untuk lawan bicara
Ketiga indra yg saya sebutkan diatas adalah semua hal yang bisa “menangkap” apa yang dirasakan atau dibicarakan oleh lawan bicara kita. Jika kita membuka hati untuk mengenal dan memahami orang lain, bukan hanya orang lain yg bisa merasakan, tapi juga personally I can feel rich :)
3.       Berusahalah mendengar dan memahami dari hati
Berkaitan dengan poin diatas, saya kira pada saat kita memahami seseorang dengan mata hati, maka kita tidak akan memandang sebuah hal dengan kacamata egois kita
4.       Hindari untuk men judge perilaku orang lain dengan norma kita
Karakter manusia terbentuk berdasarkan lingkungan ia dibesarkan  dan lingkungan dimana ia berinteraksi. Masing-masing kita memiliki latar belakang yang sangat beragam. Maka norma dan ketentuan mana yang baik dan buruk tentu saja berbeda di pemahaman setiap orang. Dan saya kira tidak ada hal yang 100% benar dan 100% salah di dunia ini, karena kebenaran hanyalah milik DIA sang maha pencipta.
5.       Hindari untuk memaksakan persepsi pribadi kita kepada orang lain
Masih berkaitan juga dengan poin di atas, seringkali setelah men judge seseorang salah, maka kemudian kita memaksakan sebuah pendapat/opini/ketentuan yang kita yakini paling benar kedalam opini/pendapat orang lain. Hal ini bukan hanya membuat orang lain “kesal” dan tidak suka, lebih ekstrim nya lagi akan terjadi saling “serang’’opini dan pendapat. Atau bisa juga orang lain akan memilih untuk tidak berbicara dengan kita, karena pada dasarnya kita tidak suka berbicara dengan orang yang berpikiran sempit dan pemaksa
6.       Jangan pernah “mencela” atau “menyalahkan” orang lain, karena ia tidak paham situasi dan kondisi
Tidak semua orang di dunia ini memiliki pengetahuan yang persis sama, jadi belum tentu apa yang kita ketahui diketahui juga oleh orang lain... and vice versa...

Fiiuuuuhhhh.... kok jadi serius banget ya... ?? Hahahaha.....
Akhir kata:
Jika kita tulus, maka kita yang beruntung karena kita semakin “kaya” dalam berbagai hal, dan ingatlah kita bisa merasakan ketulusan orang lain dalam berinteraksi.

Semoga share saya bisa memperkaya yang membaca nya... amiiiinnnn.... :)

Thursday, April 14, 2011

CERITA TENTANG SEMANGAAAATTTT: GANBATTE KUDASAI!!

Selamat pagi, selamat memulai hariiiii.....
Entah mengapa hari ini suasana hati saya sedang cerah ceria sekali, dan selalu berharap hal ini akan kejadian setiap saat.. Amiiinnn...

Banyak hal yang terjadi di sekitar saya yang bisa menjadikan hari2 saya berwarna, setelah beberapa hari kemarin suasana hati saya kurang enak, sejalan dengan cuaca di Bandung yang agak mendung dan lembab.

Kita hidup di masyarakat yang multi dimensi dan multi kultural, soo... banyak fenomena2 “aneh” atau lebih tepat jika dikatakan “unik” yang sering terjadi di sekitar kita, dari isu Briptu Norman yang lagi ramai di TV, penyanderaan di Somalia, sampai soal anggota DPR yang sedang dianggap negatif oleh banyak orang. Tapi di suasana hati yang cerah ini saya tidak ingin membahas sisi2 negatif dari banyak isu ini. Dalam bertindak dan berperilaku saya pikir tidak ada satupun hal yang mutlak salah dan mutlak benar, saya selalu berusaha menilai berbagai hal dari sisi positif. Sedih rasanya jika bertemu dengan orang (lawan bicara) yang skeptis dan negatif. Namun, saya pikir mungkin lingkungan nya lah yang membentuk pola pikir dan cara berperilaku. Karena pada dasarnya sikap, perilaku dan pola pikir kita sangat dipengaruhi lingkungan dan sekeliling kita.

Beberapa hari yang lalu saya sempat membaca sebuah cerita hidup tentang seorang Oprah Winfrey, saya kira seorang perempuan berkulit hitam ini memiliki sebuah semangat hidup yang sangat positif. Ada pepatah yang mengatakan: “janganlah melihat seseorang ketika dia sudah berhasil, namun lihatlah hidup nya ketika memulai merangkak dari bawah”. Bahwa ternyarta seorang Oprah pun memiliki masa lalu yang sangat perih, dimulai dari lahir dari anak diluar nikah, kemudian diperkosa oleh sepupunya, sampai sempat ditolak oleh pasangan host sebuah acara. Tapi “keperihan” itu tidak dijadikan sebagai hal yang mematikan semangat nya.
Kecintaan nya terhadap belajar dan dunia broadcast menjadikan dia wanita yang sangat kuat sampai-sampai memiliki sebuah stasiun TV sendiri saat ini. Apa yang ingin saya sampaikan disini adalah jangan pernah berpikir bahwa kita TIDAK BISA, namun sugestikanlah kepada diri sendiri bahwa anda bukan TIDAK BISA tapi BELUM BISA, dan akan MENJADI BISA.

Dan yang perlu dilakukan saat ini hanyalah BUKA MATA, HATI, dan PIKIRAN untuk selalu MEMBACA dari alam ini, dan BELAJAR untuk memahami semua fenomena dengan MINDSET POSITIF

Selamat mencoba dan selamat weekend ^ ^

Sumber gambar: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7058650

Monday, April 11, 2011

Cerita Ketiga: There is NO INSTANT beauty

Kata-kata itu saya dengar dari mulut seorang Brand manager sebuah kosmetik-obat di Jakarta. Setelah berulang kali saya renungkan, saya sangat sependapat dengan beliau.

Namun, beauty disini tidaklah saya artikan sempit untuk kecantikan wajah dan penampilan semata. Beauty yang saya maksud adalah kecantikan dan kemampuan dalam berbagai bidang. Tidak ada sesuatu yang instant di dunia ini, kecuali Mie instant... bwahahaha... just kidding.. :)

Yah... menurut opini pribadi saya, untuk menjadi ahli atau memiliki banyak kemampuan di sebuah bidang, tidak ada proses yang instant, baik dari proses mencari tahu (“ngulik” bahasa gaol nya) ataupun proses mempelajari atau mencoba mengeksekusinya. Saya pikir seorang semua orang yang dianggap memiliki kemampuan sampai pada tahap ahli tentunya memiliki masa lalu bekerja sangat keras untuk sampai pada posisi nya. Bahkan semua para ahli yang saya ketahui, sampai saat ini pun tetap bekerja keras, karena tidak ada pengetahuan atau ilmu yang berhenti berkembang di dunia ini.

Ada juga cerita lain dari Boss saya yang beranalogi seperti ini:
Jika kita lihat bentuk piramida, maka bagian lancip itu selalu ada di bagian atas, sedangkan semakin ke bawah bentuk nya melebar. Nah, bagian yang lancip itu isinya memang terdiri dari orang-orang special yang memang memiliki effort lebih dibandingkan dengan orang-orang biasa/kebanyakan yang memang berada di bagian bawah piramida. Nah, sekarang pilihannya dimanakah kamu ingin berada? Apakah di bagian atas, tapi terbiasa “menyiksa” dirinya sendiri dengan disiplin dalam selalu belajar banyak hal, atau menjadi orang kebanyakan di bagian bawah yang hanya bekerja 8 pagi – 5 sore dengan rutinitas yang itu2 saja? Apakah kita merasa sudah cukup bekerja keras untuk menjadi lebih baik setiap hari nya?

Pada akhirnya saya mengerti bahwa yang namanya kerja keras itu tidak pernah sampai pada kata2 “saya sudah cukup bekerja keras”, karena pada dasarnya ketika kita SUDAH MERASA CUKUP kerja keras, maka sebenarnya kita SUDAH BERHENTI BEKERJA KERAS.

So... masih berpikir ada yang instant selain Mie instant...?  :)

Sunday, April 10, 2011

CERITA KEDUA: WE ARE WHAT WE ARE


Menyempatkan diri untuk sekedar “ngupi2” dengan orang yang dikenal melalui social media untuk saya bukan lah sebuah beban pekerjaan, namun adalah sebuah bagian dari dinamika hidup. Dan... hei I REALLY LIKE IT!! Saya tidak tahu ada berapa orang yang “aneh” seperti saya, yang selalu menikmati dan sangat suka untuk kenalan dengan orang lain... hmmm.... Saya juga sebenernya tidak tahu kenapa saya “hobi” banget berinteraksi dengan org yang belum saya kenal, tapi tentunya dengan maksud baik yaa....

Entah mengapa sampe2 beberapa orang kantor menjuluki saya “banci eksis” hahahahaa... hal ini mungkin karena saya sering banget kenalan-kenalan dengan orang lain, baik melalui social media maupun di dunia nyata, tanpa ada beban harus “dapet project” misalnya.
Mengapa saya menyinggung tentang “dapet project”? Karena sebagian besar orang yang saya kenal hanya ingin berinteraksi dan ngobrol dengan orang2 yang dianggap “selevel” ataupun “prospek” untuk bisnis... Wah.. wah.. bisa sangat terbatas tuh (kalo menurut pendapat saya lhoooo...) 

Buat saya, kita tidak pernah akan RUGI berkenalan dengan siapapun itu, mau yang “selevel” atau tidak (saya kurang setuju sih dengan pemakaian kata selevel ini, karena saya pikir kita semua sama di mata pencipta kita), ataupun orang ini prospek bisnis atau tidak. Justru karena latar belakang dan pengetahuan yang beragam maka kita lebih bisa “kaya” karena pada dasarnya hubungan antar manusia itu adalah sebuah dinamika dan fenomena yang sangat menarik. Hanya saja kita sebagai manusia kadang memiliki berbagai macam perasaan negatif ketika akan memulai sebuah hubungan, takut salah bicara, takut dipersepsikan negatif, dan takut-takut lainnya. 

Berdasarkan pengalaman “banyak ketakutan” saya selama ini, ada beberapa tips yang ingin saya bagikan kepada orang yang “takut-takut” tadi:
1.       Jika kita memiliki pandangan dan niat yang baik, maka segala nya akan menjadi baik
Saya selalu percaya bahwa jika kita memiliki niat baik, maka segala energi dan aura yang kita miliki akan positif. Dari pada “paranoid” (negatif) orang tidak akan menyukai kita, yang penting adalah menjadi diri sendiri.
2.       Kita adalah orang yang menarik
Hal ini lah yang selalu saya sugestikan kedalam alam bawah sadar dan pikiran saya ketika harus berhadapan dengan orang lain, dan thank you buat Creasionbrand yang selalu memberi saya kesempatan untuk presentasi (kadang “dijebak” untuk pergi presentasi ... hehehe... :D), saya yang tadi nya paling gak pede ketemu orang, akhirnya jadi punya hobi “banci eksis” Hahahaha....
3.       Saya adalah saya, dan kamu adalah kamu.
Ga kalah penting, ini juga yang selalu saya sugestikan ke dalam pikiran saya, bahwa lawan bicara kita pasti akan membandingkan kita dengan orang lain, tapiii... ya apapun yang terjadi saya adalah saya dengan kelebihan dan kekurangan saya, dan orang lain adalah orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jadi tidak perlu takut untuk terlihat lebih buruk dari orang lain, karena setiap manusia dciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing....
4.      Beradaptasilah seperti air, namun jangan menjadi orang yang tidak memiliki pendirian
Fleksibilitas itu penting, namun jika kita ingin menjadi “somebody” kita harus memiliki beberapa prinsip. Dan yang penting konsistensi dalam menjaga prinsip yang kita miliki.
5.       Dalam berinteraksi dengan orang lain, tidak ada hal yang mutlak benar dan mutlak salah
Hidup ini beragam, ada manis asem asin, bahkan pahit .... Hahahaha.... jadi kebenaran sejati hanya dimiliki Dia Sang Maha Segalanya. Jadi dalam berinterkasi tidak ada “kamus khusus", tapi yang penting kita bermaksud bahwa apapun yang kita lakukan akan kita lakukan untuk hal yang baik dengan maksud yang baik juga.

We are what we are, as long as we have a positive thinking.. just pray everything will be good....

Cerita Perdana: Modal "nekat" dan Apa Adanya

Setelah sekian lama saya memiliki persepsi bahwa saya TIDAK bisa dan TIDAK berbakat menulis, hari ini saya memberanikan diri untuk membuat sebuah blog. Sebuah langkah yang bagi saya sangat berani bahkan cenderung "nekat". Selama ini memang saya selalu memiliki kekhawatiran bahwa jika memiliki sebuah blog saya akan tidak konsisten bahkan tidak akan ada hal2 positif yang akan saya tuliskan.

Namun, berangkat dari sebuah kenyataan bahwa tidak ada yang tidak bisa, klise memang namun saya pikir it's better to TRY than DO NOTHING. Hal-hal positif seperti inilah yang memang terdengar sangat klise, namun bagi saya, baru akhir-akhir ini saya mengerti makna nya: bahwa ternyata dalam hidup ini yang penting adalah mencoba, soal hasil yang baik/buruk ataupun pandangan negatif dari orang di sekitar kita adalah perkara nomor sekian.. sekian.. sekian... dan sekiaaannn...

Persepsi "TAKUT SALAH", "TAKUT TIDAK DISUKAI", ataupun "TAKUT MALU" puji Tuhan saat ini sudah dapat saya kesampingkan, dengan adanya blog ini saya hanya bisa berusaha agar orang-orang yang mampir dan sekedar membaca tulisan-tulisan saya bisa memberikan banyak kritik dan saran. Karena tulisan-tulisan ini saya buat memang hanya untuk bercerita hal-hal yang saya rasakan APA ADANYA.

Sesuai dengan tujuan saya membuat blog ini, maka saya juga menamakan blog saya ini dengan nama www.ceritaapaadanya.blogspot.com.
Dan semoga tulisan saya bisa menjadi "penghibur", atau bahkan bisa menginspirasi pembacanya. Semoga... dan AMIN... ^ ^